Poster Film Ada Apa Dengan Cinta (Sumber: liptan6.com)

“Salah gue? Salah temen-temen gue?”

Hai, Intelektual Muda! gimana nih, masih semangat kan walaupun di rumah aja? atau udah mulai bosen? Biar gak bosen, FiestA Radio bakal kasih rekomendasi film nih buat nemenin kamu di rumah aja.  Film yang akan kita kulik merupakan film yang sempat booming banget pada masanya, yakni Film Ada Apa Dengan Cinta? (AADC). Pastinya Intelektual Muda pada gak asing kan sama film satu ini. Setelah perilisan perdananya di tanggal 7 Februari 2002, AADC disebut-sebut jadi awal kebangkitan perfilman Indonesia loh. Film ini berhasil meraih kesuksesan besar di Industri perfilman, karena kepopuleran itulah film ini jadi trendsetter di kalangan remaja tahun itu. AADC sendiri sebuah film yang ngangkat tema cukup sederhana, yakni percintaan masa remaja yang dibumbui sama permasalahan keluarga maupun persahabatan. Film ini disutradarai oleh Rudi Soedjarwo dan diproduseri oleh Mira Lesmana dan Riri Riza. Dibintangi oleh Nicholas Saputra, Dian Sastro, Adinia Wirasti, dan aktor/aktris papan atas lainnya.

Pada opening film, kita disambut sama keseruan dan kekompakan Cinta (Dian Sastro) bersama empat sahabatnya, yaitu Alya (Ladya Cheryl), Carmen (Adinia Wirasti), Maura (Titi Kamal), dan Milly (Sissy Priscillia) yang punya karakternya masing-masing. Mereka berlima digambarkan sebagai geng populer yang juga pengurus mading di sekolahnya. Cinta sendiri digambarkan sebagai gadis yang cantik, pintar, dan periang. Nggak heran banyak siswa yang jatuh cinta sama dia, salah satunya siswa populer bernama Borne (Fabian Ricardo). Cinta juga mahir dalam ngerangkai puisi, yang mana ngebuat dia terkenal sebagai juara bertahan lomba puisi sekolah. Sekilas, Cinta dan gengnya jadi gambaran anak-anak remaja yang sempurna.

Cerita dimulai ketika hari pengumuman lomba puisi. Semua siswa ngira kalo Cinta yang bakal jadi juara, kayak tahun-tahun sebelumnya. Tapi, Cinta harus nelan kenyataan pahit saat kepala sekolah ngumumin yang jadi juara lomba puisi tahun ini adalah Rangga (Nicholas Saputra). Rangga sendiri digambarkan sebagai pria dingin dan penyendiri yang hampir nggak tersentuh siswa lainnya. Di beberapa scene, kita bisa lihat kalau Rangga adalah pecinta sastra. Hal itu terlihat dari buku yang dia baca, “Aku” karya Sjuman Jaya. Kemudian cerita berkembang, ketika Cinta dan Rangga mulai dekat sampai tercipta perasaan satu sama lain. Hingga beberapa kali mutusin buat jalan berdua, dari Kwitang hingga konser. 

Konflik dimulai ketika salah satu sahabat Cinta, yaitu Alya yang diketahui punya masalah keluarga yang cukup rumit dan sering jadi korban kekerasan ayahnya, menelpon dan meminta Cinta buat datang ke rumahnya. Tapi, karena punya janji sama Rangga, Cinta terpaksa nolak dengan alasan mau ke rumah sakit. Setelah kejadian itu, Cinta menyesal dan berniat buat jauhin Rangga. 

Walaupun ngangkat tema klise, yakni romansa masa remaja, film ini berhasil nyuguhin atmosfer yang berbeda bagi para penikmatnya. AADC menghadirkan kisah percintaan yang sopan dan nggak terkesan buru-buru, seakan ngajak penonton buat ikut larut dalam kisah Rangga dan Cinta. Bukan hanya sebagai pelengkap, geng Cinta juga jadi daya tarik di sepanjang film. Dari mereka kita bisa belajar mengenai ketulusan dalam sebuah persahabatan. Yang makin membuat beda dari film cinta remaja lainnya, penulis skenario berhasil menyelipkan bait-bait puisi menyentuh yang kemudian jadi ciri khas tersendiri. Bahasan tentang sastra, puisi, dan Kwitang date pun jadi nilai plus di film ini. 

Kulari ke hutan kemudian menyanyiku
Kulari ke pantai kemudian teriakku
Sepi… sepi dan sendiri aku benci
Ingin bingar aku mau di pasar

Untuk plot yang terkesan sederhana, film ini berhasil membekas di hati para penikmat film. Banyaknya adegan yang melekat, membuat setiap jengkal film ini jadi pembicaraan hangat di masa itu. Dari segi akting, rasanya nggak perlu diragukan lagi ya. Baik akting pemeran utama maupun pemeran pendukung terlihat natural dan terkesan tidak dipaksakan. Karakter-karakter yang ada pun berhasil dibangun dengan sangat apik dan lugas. Nggak sampai disitu aja, original soundtrack yang diproduksi langsung sama Melly Goeslaw dan Anto Hoed juga terdengar sangat pas sehingga mampu menambah emosi dalam setiap scene. Nggak heran kalo soundtracknya juga nyusul kesuksesan film ini. 

Buat Intelektual Muda yang lagi kangen sama masa-masa sekolah, wajib banget nih buat nonton film ini buat sekedar nostalgia dan ngobatin rindu semasa SMA. Atau buat Intelektual Muda lagi ngerasa penat dan stress, AADC mungkin bisa jadi referensi terbaik buat ditonton akhir pekan karena film ini punya konflik yang ringan tapi tidak membosankan. Dan buat yang udah pernah nonton, nggak ada salahnya buat nonton ulang film keren ini. Dijamin, bakal susah move on! Syifa Mufida Rahma

Rating: 8.5/10

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *